Konsultan Desain Arsitektur, Interior dan Lansekap

Konsultan Desain Arsitektur, Interior dan Lansekap

Selasa, 25 Mei 2010

Pentingnya merencanakan tempat usaha sebelum membuka usaha

Seorang teman dalam sebuah diskusi santai di rumah teman yang lain berkata, “Banyak lho yang kecewa dengan jasa arsitek dan kontraktor.” Lalu teman saya yang lain menimpali, “Iya, kalau kecewa emang banyak omongnya, tapi coba kalau puas, biasanya mereka nggak ngomong.” Dalam hati saya berkata, “Ah, sama saja. Kecewa atau tidak konsumen kita, mereka akan berbicara tentang arsitek atau kontraktor yang mereka sewa.” Begitulah perbincangan singkat di suatu sore menjelang maghrib di rumah seorang kenalan saya yang juga seorang kontraktor. Suatu hari, perbincangan ini menjadi semacam gumpalan dalam otak saya yang sedikit megganggu.

Saya dan teman-teman studio sedang mengerjakan renovasi interior dua buah tempat usaha. Yang pertama adalah restoran berkonsep warung tradisional. Dan yang kedua adalah warnet. Dimana kedua tempat usaha tersebut sedikit mengganggu pikiran saya, sehingga muncullah tulisan ini.

Tempat usaha pertama adalah sebuah warung makan yang memiliki konsep unik, cita rasa masakan yang pas, dan menu-menu yang banyak serta variatif. Adapun konsep warung makan tersebut adalah, para pengunjung tidak hanya disuguhkan makanan dan minuman yang enak, namun sekaligus mendapatkan berbagai macam informasi mengenai makanan-makanan halal dan bahan-bahan apa saja yang dapat membuat makanan halal menjadi haram. Unik, bukan? Bahkan warung makan ini sudah mendapatkan sertifikasi dari MUI untuk masalah bahan-bahan makanan atau minuman yang digunakan.

Maka, suatu siang, bertemulah saya dengan pemilik warung tersebut, dan beliau mengutarakan maksud dan tujuannya. Sesaat masuk ke restoran tersebut, naluri arsitektur saya langsung bekerja. Hmm… ada beberapa yang memang mengganjal di warung ini. Pertama, pintu masuknya yang kurang menyambut. Dalam arti, sebuah pintu masuk restoran sebaiknya menarik, mencolok, dan terlihat langsung dari jalan. Karena pintu masuk adalah imej pembuka yang ditawarkan kepada konsumen apakah tempat tersebut layak untuk didatangi atau tidak. Lalu kedua, saya pernah membaca sebuah buku mengenai Feng Shui, bahwa untuk merancang pintu depan sebuah tempat usaha haruslah rapi, indah, dan kalau bisa menggunakan warna-warna yang mencolok seperti merah terang, atau oranye terang agar rejeki dapat mengalir dengan baik. Memang sih, tidak usah dipercaya secara keyakinan, namun secara logis hal tersebut memang betul saya kira. Kesan pertama harus nendang, agar pengunjung semakin tertarik untuk memasuki dan berlama-lama di tempat usaha yang Anda tawarkan, dalam hal ini misalnya restoran.

Setelah itu, setelah masuk ke dalam, suasana yang terbangun memang sedikit suram. Banyak hal-hal dari elemen dekorasi yang kurang cocok secara komposisi. Seperti ada sebuah kipas angin kecil yang menurut saya aneh menggantung di tiang di dekat area makan. Ada pula papan tulis berwarna putih yang kurang pas penempatannya. Selain itu, belum lagi ada sebuah spanduk yang saya rasa kurang cocok kalau dikombinasikan dengan susunan balok-balok kayu kelapa yang menurut saya artistik di area kasir. Area taman luar juga belum tertata rapi. Pagar-pagar bambu yang melingkupinya terlihat kusam dan tidak tertata. Ternyata banyak juga yang harus diolah dari tempat ini.

Saya juga sempat mendatanginya di malam hari. Untuk merasakan suasananya ketika malam. Ketika malam, suasananya sebenarnya cukup nyaman dengan sentuhan warna kuning soft tone dari lampu yang didekor seadanya. Tapi sayang saja, tidak semua lampu berwarna kuning. Ada pula lampu yang berwarna putih sehingga kalau dikombinasikan menjadi tidak senada dengan lampu kuning soft tone tadi. Yang perlu diingat dari perancangan ruang sebuah restoran adalah sebaiknya gunakan saja lampu-lampu dengan warna kuning lembut agar suasana menjadi lebih romantis dan syahdu, sehingga orang akan berlama-lama duduk-duduk di sana.

Sebelum saya memberitahukan hal-hal yang negatif tadi kepada pemilik resto tersebut, beliau juga mengakuinya terlebih dahulu. Dan memang menurut beliau hal-hal tadi memang harus diolah agar suasana dapat menjadi daya tarik yang lebih bagi konsumen. Karena memang sebenarnya jumlah pengunjung warung tersebut tidak terlalu banyak, padahal kalau soal rasa dan menu masakannya tidak ada masalah. Masakannya lezat dan menu yang ditawarkan sangat beragam. Ada yang salah di sini. Apa yang terjadi? Padahal masakan sudah enak, menu beragam, konsepnya unik, apa yang salah? Berarti benar kata pak Arif Budiman pemilik Petakumpet Adv bahwa, “Good is not enough, it has to be sold.” Dan ternyata memang benar juga, bahwa warung tersebut kurang secara promosi. Tapi saya tidak terlalu berurusan dengan promosi, yang saya urusi adalah faktor ketiga dari 3P dalam memulai bisnis setelah people dan product, yaitu place.

Setelah dibuatkan desain yang baru, ada hal yang mengganjal lagi di benak saya. Ternyata biaya renovasinya cukup tinggi. Kalau sudah begini, saya cukup pusing, dan agak takut, jangan-jangan klien saya kabur gara-gara melihat nominal yang cukup besar, padahal dana yang dimiliki juga terbatas. Tapi mau bagaimana lagi, ongkos renovasi memang jauh lebih tinggi ketimbang kita merencanakan desain tersebut sejak awal. Inilah keasyikannya, ketika dihadapkan pada persoalan ingin performansi yang tinggi namun biaya yang dimiliki terbatas. Sehingga konsep “ono rego ono rupo” menjadi terbiaskan. Ya, saya berharap saja, semoga klien tersebut tidak kabur, karena sampai sekarang saya belum bertemu lagi dengan beliau.

Tempat usaha kedua adalah sebuah warnet yang sifatnya mirip dengan tempat usaha pertama tadi. Tempatnya kurang menarik dan pengunjung sedikit. Serta tidak ada konsep unik apa yang ditawarkan oleh warnet ini. Tempat pertama tadi lebih mendingan karena ia memiliki konsep yang unik dengan menjual label “halal” kepada segmentasi pasar tertentu. Ceritanya hampir sama dengan cerita yang pertama. Saya diminta untuk merancangkan interior warnet tersebut. Biaya yang akhirnya terhitung pun cukup tinggi. Tapi mau bagaimana lagi. Untuk mendapatkan sesuatu yang tinggi, kita juga harus siap melompat lebih tinggi, kan? Memang sih, segala alternatif dapat dilakukan seperti menggunakan bahan-bahan alternative yang lebih murah, namun apakah bahan alternative tersebut dapat bertahan lama? Mungkin tampilannya sama dengan bahan yang harganya mahal, namun untuk permasalahan durabilitas, siapa yang mau menjamin akan tahan lama? Kalau sudah begini, sebaiknya yang dilakukan adalah rasa mengerti. Saling mengerti antara klien dan arsitek, serta mencari solusinya secara bersama-sama. Karena dalam hal ini, sebenarnya pemilik tempat itu sendirilah perancangnya, sedangkan arsitek hanya semacam bidan yang membantu persalinan desain tersebut untuk lahir dan mewujud ke dunia visual.

Saya agak miris. Mungkin karena memang kurang publikasi, atau kurang banyak arsitek yang mau menulis demi mempromosikan arsitektur sehingga orang awam cenderung takut untuk menggunakan jasa arsitek. Padahal kalau bangunan atau tempat usaha itu dirancang sendiri tanpa arsitek, bisa saja harga yang akan dikeluarkan justru jauh lebih mahal ketimbang kalau direncanakan dengan bantuan arsitek.

Belum lagi kalau harus ada pekerjaan renovasi. Bongkar sana-bongkar sini yang cukup menyita waktu dan tenaga sehingga ongkosnya jauh lebih tinggi. Mengapa renovasi lebih tinggi? Tentu, karena sama saja seperti membetulkan lukisan yang rusak di sebuah kanvas yang sudah ternodai. Gampang mana, membuat sebuah lukisan di atas kanvas kosong, atau membetulkan lukisan yang rusak?

Maka dari itu, rencanakanlah sebaik mungkin tempat usaha Anda sebelum Anda memulai bisnis. Karena tempat usaha merupakan salah satu P dari 3P dalam sebuah bisnis, yaitu Place. Kalau salah satunya kurang baik, bisa jadi bisnis juga tidak akan berjalan secara sinergis. Jangan takut dengan total harga yang keluar, karena bisa jadi harga tersebut pas dengan keuntungan yang akan Anda dapatkan suatu hari nanti. Dan satu hal yang pasti, jangan takut untuk mendiskusikannya dengan arsitek kenalan Anda. Kami nggak gigit kok. He he.

Selamat merencanakan dan merancang tempat usaha Anda! Sukses selalu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar