Konsultan Desain Arsitektur, Interior dan Lansekap

Konsultan Desain Arsitektur, Interior dan Lansekap

Kamis, 03 Juni 2010

Tips Merenovasi Rumah Makan


(Tipe proyek: renovasi rumah makan. Budgeting: 17 jutaan)

Proyek yang menjadi contoh tips kali ini adalah proyek rumah makan berkonsep tradisional. Warung ini memiliki beragam jenis menu yang lezat dari menu tradisional sampai Chinese Food. Letaknya yang di daerah utara Jogjakarta membuat warung ini cukup strategis untuk diakses. Akan tetapi, entah mengapa si empunya warung mengeluhkan bahwa hasil penjualannya tidak terlalu signifikan, padahal dari segi rasa, masakan yang dijual di warung ini lezat. Dan dari segi lokasi, warung ini cukup strategis karena di sekitar warung tersebut banyak restoran serupa. Untuk itulah, menurut owner restoran tersebut mungkin perlu dilakukan perombakan secara menyeluruh dari segi manajemen, marketing, dan juga menyangkut pada perombakan interior maupun eksterior agar suasana yang terbangun menjadi daya tarik konsumen. Dari sini, kami berpikir dan mengambil mengambil kesimpulan bahwa: Menu lezat tidak menjamin bahwa restoran atau rumah makan itu menjadi sukses dan menarik konsumen dalam jumlah banyak. Tetapi, semua hal yang disebutkan tadi saling berkait satu dengan yang lainnya.


Problem yang akan diselesaikan


Branding itu penting

Persoalan kebanyakan warung makan, restoran, toko, dan tempat-tempat komersial lainnya adalah bagaimana mentransformasikan brand perusahaan ke dalam bentuk nyata tempat usaha tersebut. Kalau mau mengacu contoh yang cukup baik adalah restoran-restoran cepat saji yang biasa kita lihat sehari-hari di semua kota besar. Brand tersebut dapat berupa warna khas ataupun logo.


Pada kasus warung yang kami renov ini, branding yang terlihat pada aspek fisik bangunan baik eksterior maupun interior masih belum cukup jelas. Padahal, persoalan branding adalah persoalan utama sebuah tempat usaha. Mengapa demikian? Karena branding itu adalah hal pertama kali yang akan dilihat oleh kebanyakan orang yang datang ke sebuah tempat usaha tersebut. Oleh karena itu, kami berusaha menampilkan branding dalam kemasan yang menurut kami cantik untuk diperlihatkan. Dalam hal ini logo ataupun brand khas warung ini adalah warna khas yaitu hijau.


eksisting warung sebelum direnov. Konsep branding kurang terlihat

Warna hijau ditampilkan pertama kali pada bagian eksterior yaitu pada tampak depan. Warna hijau itu menjadi sebuah aksen yang menegaskan dan meyakinkan orang-orang bahwa warna khas dari warung ini adalah hijau. Agar tidak terasa monoton, kemudian dikombinasikan dengan permainan material batu alam dan elemen bambu. Dengan demikian warna hijau tersebut akan semakin kelihatan dan satu sama lain elemennya akan saling menegaskan.
dominasi hijau menjadi ciri khas warung ini

Pada bagian interior, elemen khas warna hijau ditampilkan di area dinding bagian belakang sebagai penegas. Hal ini dikarenakan ruang dalamnya bersifat mengalir, bebas, plong, dan tidak didominasi pembatas dinding. Hanya ada beberapa dinding saja, yaitu di bagian belakang/servis. Sehingga ruang dalam dan ruang luarnya yaitu taman menjadi terintegrasi. Untuk itulah, mengapa bagian dinding massive-nya diberi aksen hijau, agar ada komposisi yang menarik. Sebuah aksen disuatu area yang dominan.
Elemen hijau juga diterapkan pada area lesehan agar terasa harmonis dengan warna brand yang diusung, karena warna yang digunakan pada area lesehan awalnya adalah merah dan krem. Area lesehan ini partisinya juga dibuat agak tinggi dengan menggunakan kisi-kisi kayu agar suasana privasinya menjadi semakin intim.


kondisi interior lama. kurang cerah dan belum ada warna brand dari warung ini

ilustrasi setelah direnov

area lesehan

Elemen penyambut

Elemen penyambut di sini mengacu pada pintu depan/entrance. Pintu depan, sebagai area penyambut sebaiknya dirancang sebaik mungkin. Mengapa? Karena pintu depan yang baik dan menarik akan membuat orang penasaran untuk memasuki tempat tersebut.
Area entrance pada rumah makan ini dapat dibilang kurang bisa membuat orang menjadi bergairah untuk memasukinya. Kesannya terlalu datar, tidak ada suatu elemen penegas bahwa area tersebut adalah suatu area masuk yang menarik.

elemen pintu depan/ muka terlalu datar

Sebenarnya poster-poster yang terpampang dan kerai bambu yang ada di depan pintu masuk dapat dikatakan sebagai sebuah elemen penyambut, namun tetap saja, masih terasa kurang gregetnya.
Untuk itu, treatment yang dilakukan adalah dengan menambahkan komponen penyambut berupa kanopi bambu yang berfungsi sebagai penyambut. Kanopi ini juga berfungsi seperti perayu orang yang berada di jalan raya untuk memasuki restoran ini. Poster-poster juga diletakkan di depan sedmikian rupa dengan menggunakan tripod sehingga kesannya, rumah makan ini akan terlihat seperti sedang menyelenggarakan festival setiap harinya.

dengan adanya kanopi depan, akan membuat rumah makan ini terlihat semakin seperti merayu pengunjung untk datang

Untuk mempermanis, bambu-bambu yang terdapat di bagian atap, diganti dengan papan asbes dan dicat hitam. Kombinasi hitam, dinding anyaman bambu/gedhek, dan warna hijau akan memberikan komposisi yang menarik. Papan nama ditambahkan di bagian atas bangunan untuk mempertegas kepada pengunjung sekaligus menempatkan logo agar orang luar yang melihat warung tersebut dari jalan akan semakin tertarik.


Penataan keruangan


Ada yang mengganjal dari keruangan warung makan ini. Yaitu keberadaan papan tulis putih yang terletak di tengah ruangan. Papan ini sebenarnya digunakan sebagai tempat pengumuman dan semacamnya. Namun, papan tulis yang digantung di tengah ruangan seperti itu itu terasa kurang pas secara komposisi maupun penempatan. Papan tulis ini sebaiknya diberi tempat khusus, katakanlah di area pintu masuk. Namun, sebaiknya papan tulis yang digunakan adalah yang berwarna hitam dan ditulis dengan menggunakan kapur yang berwarna-warni agar terlihat menarik dari depan.
Pola masuk pengunjung juga sebaiknya kita beri alur.



Pola masuk pengunjung di warung ini bisa dibilang kurang bisa mengeksplor ruang. Artinya, pengunjung masuk begitu saja, lurus ke dalam ruangan, dan kerugian lainnya adalah pengunjung masuk langsung berhadapan dengan area servis secara garis lurus. Kalau orang yang berkeyakinan dengan Feng Shui, ini akan mengganggu sekali. Karena energi akan masuk dan keluar secara frontal. Untuk itu, ditambahkan partisi dari bahan bamboo yang dikomopisiskan dengan kaca. Dengan begini, pola masuk pengunjung dapat dibelokkan sehinggatidak frontal dengan area luar, juga ruang dalam dapat dieksplor oleh pengunjung ketika mereka mulai memasuki rumah makan ini.

Area taman sebagai area pendukung


Keberadaan taman begitu penting. Sekarang, rumah makan dengan konsep outdoor atau semi-outdoor sudah begitu banyak. Kalau tidak jeli melihat potensi ini, bisa jadi kita kalah bersaing dengan resto-resto lainnya yang menyajikan alam lingkungan yang hijau sebagai pemanisnya.
Rumah makan ini memiliki taman yang cukup besar, walaupun tidak terlalu besar. Ada kolam kecil sebagai pemanis dari taman dan area transisi antara ruang dalam dengan ruang luar. Namun sayang, penataan taman kurang begitu diperhatikan. Padahal taman ini cukup memeiliki potensi besar untuk menarik pengunjung. Apalagi kalau malam hari. Dengan pencahayaan yang syahdu, kursi dan meja taman yang berpayung yang cantik akan memberikan kesan ruang outdoor yang cukup elegan.


Elemen-lemen signage dalam ruangan

Jangan lupakan elemen-elemen signage dalam ruangan. Misalnya papan penunjuk wastafel, Toilet, dan mushola. Biasanya penunjuk-penunjuk ke lokasi ini begitu penting bagi pengunjung. Rancanglah yang bagus dan menarik. Bisa dengan menggunakan papan kayu yang ditempelkan di dinding, lalu diberi tripleks yang akan ditempelkan tulisan-tulisan penunjuk tadi. Atau dapat membuat dengan bahan yang sederhana. Misalnya kertas yang diprint lalu diberi pigura dan digantungkan di dinding. Itu akan lebih baik daripada tidak sama sekali. Usahakan pengunjung mencari tempat tersebut sendiri, jangan sampai mereka bertanya dengan karyawan atau pelayan/waiter Anda untuk mencari dimana wastafel atau toilet.


Lighting yang membuat kesan nyaman dan syahdu pada malam hari
Pada malam hari, gunakan tone warna yang sama. Maksudnya, jangan gunakan lampu dengan dua warna yang berbeda. Misalnya kuning dengan putih, atau kuning dengan merah. Suasana yang terbangun akan menjadi kurang nyaman dan terkesan tanggung. Pada kasus warung makan atau restoran yang menjual suasana, lampu kuning soft tone menjadi pilihan utama. Mengapa? Karena warna tersebut membuat orang rileks dan betah berlama-lama ngobrol bersama teman, pasangan, ataupun keluarga. Lampu-lampu dinding yang ditempelkan di kolom-kolom akan menjadi hal yang unik yang dapat dilihat. Lampu downlight juga bisa digunakan, asalkan penempatannya pas, yaitu di bawah meja. Hal ini dimaksudkan agar kesan romantis dan syahdu akan semakin kentara.

3 komentar: